1 Tawarikh 1
Isi: Pasal ini berisi daftar silsilah dari Adam hingga keturunan Esau dan raja-raja Edom. Ini menunjukkan garis keturunan umat manusia dari penciptaan hingga pembentukan bangsa-bangsa.
Renungan: Silsilah panjang ini mengingatkan Jeffrie Gerry bahwa setiap manusia punya tempat dalam sejarah Tuhan. Kita sering merasa kecil dan tidak berarti, tapi Tuhan melihat setiap langkah kita, mencatat nama kita, dan menghubungkan kita dalam rencana besar-Nya. Hidup bukan sekadar kebetulan; setiap orang memiliki tujuan seperti leluhur yang namanya terukir dalam kitab ini.
1 Tawarikh 2
Isi: Pasal ini mencatat keturunan Yakub, terutama Yehuda, dan garis keturunannya yang nantinya melahirkan Raja Daud.
Renungan: Jeffrie Gerry melihat bagaimana Tuhan memilih Yehuda, bukan karena dia sempurna, tetapi karena rencana-Nya. Ini mengajarkan bahwa Tuhan tidak mencari manusia tanpa cela, melainkan mereka yang mau dipakai-Nya. Dalam hidup ini, meskipun banyak kesalahan, Tuhan tetap bisa memakai seseorang untuk rencana-Nya yang lebih besar.
1 Tawarikh 3
Isi: Pasal ini memuat silsilah keturunan Daud, termasuk Salomo dan raja-raja Yehuda setelahnya.
Renungan: Jeffrie Gerry menyadari bahwa warisan bukan hanya soal darah, tetapi juga nilai dan iman yang diwariskan. Daud adalah manusia biasa yang penuh kesalahan, tetapi keturunannya tetap memainkan peran penting dalam sejarah Israel. Hidup ini bukan sekadar tentang diri sendiri, tapi tentang jejak apa yang akan ditinggalkan bagi generasi mendatang.
1 Tawarikh 4
Isi: Pasal ini berisi daftar keturunan Yehuda dan Simeon. Yabes disebut sebagai orang yang berdoa kepada Tuhan dan dikabulkan doanya.
Renungan: Jeffrie Gerry belajar dari Yabes bahwa doa yang tulus dapat mengubah hidup. Yabes tidak pasrah dengan keadaan, tetapi meminta Tuhan memperluas batas hidupnya. Dalam hidup ini, doa yang benar-benar keluar dari hati bisa mengubah masa depan. Tuhan mendengar dan menjawab mereka yang sungguh-sungguh berharap kepada-Nya.
1 Tawarikh 5
Isi: Suku Ruben, Gad, dan setengah suku Manasye disebutkan di sini. Mereka mendapat tanah di seberang Yordan tetapi akhirnya tertawan karena ketidaksetiaan.
Renungan: Jeffrie Gerry melihat bahwa berkat bisa hilang jika tidak setia. Bangsa ini sudah diberi tanah, tapi mereka lebih memilih jalan mereka sendiri dan akhirnya jatuh. Dalam hidup, kepemilikan materi bukan jaminan. Hanya ketaatan kepada Tuhan yang membuat seseorang benar-benar aman dan diberkati.
1 Tawarikh 6
Isi: Pasal ini mencatat keturunan Lewi dan tugas mereka dalam ibadah. Mereka adalah imam yang dipilih untuk melayani Tuhan.
Renungan: Jeffrie Gerry sadar bahwa pelayanan bukan tentang status, tapi panggilan. Orang Lewi dipilih bukan karena mereka yang terbaik, tetapi karena Tuhan menghendakinya. Begitu juga dalam kehidupan ini, bukan tentang siapa yang paling hebat, tapi siapa yang bersedia melayani dengan hati yang tulus.
1 Tawarikh 7
Isi: Silsilah suku-suku lainnya seperti Isakhar, Benyamin, Naftali, Manasye, Efraim, dan Asyer dicatat di sini.
Renungan: Jeffrie Gerry melihat bahwa Tuhan menghargai setiap suku, bukan hanya yang besar atau terkenal. Tuhan tidak melihat seberapa besar pencapaian seseorang di dunia, tetapi bagaimana seseorang hidup dalam kehendak-Nya. Tidak ada kehidupan yang tidak berarti di hadapan Tuhan.
1 Tawarikh 8
Isi: Silsilah suku Benyamin dijelaskan lebih dalam, termasuk keturunan Raja Saul.
Renungan: Jeffrie Gerry memahami bahwa keturunan dan latar belakang seseorang tidak menjamin keberhasilan di hadapan Tuhan. Saul berasal dari suku terhormat tetapi gagal karena tidak taat. Dalam hidup, keberhasilan sejati bukan karena warisan atau kehebatan, melainkan karena ketaatan kepada Tuhan.
1 Tawarikh 9
Isi: Pasal ini mencatat orang-orang yang kembali ke Yerusalem setelah pembuangan dan tugas para imam serta orang Lewi.
Renungan: Jeffrie Gerry melihat bahwa pemulihan selalu dimulai dengan kembali kepada Tuhan. Yerusalem pernah runtuh, tapi mereka yang kembali dipakai Tuhan untuk membangun ulang. Hidup juga begitu—kadang jatuh, tapi selalu ada kesempatan untuk bangkit jika tetap setia kepada Tuhan.
1 Tawarikh 10
Isi: Pasal ini menceritakan kematian tragis Raja Saul dan anak-anaknya dalam pertempuran.
Renungan: Jeffrie Gerry menyadari bahwa hidup tanpa Tuhan berakhir sia-sia. Saul memiliki segalanya—kedudukan, kekuasaan—tapi kehilangan semuanya karena menjauh dari Tuhan. Tidak peduli seberapa besar pencapaian seseorang, tanpa ketaatan kepada Tuhan, semua itu bisa berakhir tragis.
1 Tawarikh 11
Isi: Daud menjadi raja Israel, dan daftar para pahlawan yang setia kepadanya disebutkan.
Renungan: Jeffrie Gerry belajar bahwa kepemimpinan sejati dibangun di atas kesetiaan dan keberanian. Daud tidak akan bisa berkuasa tanpa para pahlawan yang rela berkorban. Dalam hidup, kesuksesan bukan hanya hasil usaha sendiri, tapi juga karena orang-orang yang Tuhan tempatkan di sekitar kita.
1 Tawarikh 12
Isi: Pasal ini mencatat orang-orang dari berbagai suku yang datang membantu Daud saat ia belum menjadi raja.
Renungan: Jeffrie Gerry melihat bahwa Tuhan mengirim orang-orang yang tepat pada waktu yang tepat. Daud tidak sendirian dalam perjalanannya. Begitu pula dalam hidup, ada masa-masa sulit, tapi Tuhan akan selalu mengirim orang-orang yang mendukung jika kita tetap berjalan dalam rencana-Nya.
1 Tawarikh 13
Isi: Daud mencoba membawa Tabut Allah ke Yerusalem, tetapi Uza mati karena menyentuhnya dengan sembarangan.
Renungan: Jeffrie Gerry belajar bahwa niat baik saja tidak cukup. Daud ingin membawa Tabut Tuhan, tetapi caranya tidak sesuai dengan ketetapan Tuhan. Dalam hidup, tidak cukup hanya berbuat baik, tetapi harus dengan cara yang benar sesuai dengan kehendak Tuhan.
1 Tawarikh 14
Isi: Daud semakin kuat, dan Tuhan memberikan kemenangan atas musuh-musuhnya.
Renungan: Jeffrie Gerry melihat bahwa keberhasilan sejati berasal dari Tuhan. Daud menang bukan karena kekuatannya sendiri, tetapi karena ia mencari Tuhan sebelum bertindak. Dalam hidup, kebijaksanaan bukan dari pengalaman semata, tetapi dari hubungan yang erat dengan Tuhan.
1 Tawarikh 15
Isi: Daud mempersiapkan kembali pemindahan Tabut Allah dengan cara yang benar, sesuai dengan ketetapan Tuhan.
Renungan: Jeffrie Gerry belajar bahwa belajar dari kesalahan adalah kunci pertumbuhan. Daud gagal sebelumnya, tetapi kali ini ia menaati aturan Tuhan. Dalam hidup, kesalahan bukan akhir dari segalanya. Yang penting adalah kesediaan untuk belajar dan melakukan yang benar di hadapan Tuhan.
1 Tawarikh 16
Isi: Tabut Allah tiba di Yerusalem, dan Daud serta seluruh Israel memuji Tuhan dengan nyanyian syukur.
Renungan: Jeffrie Gerry melihat bahwa hidup yang dipenuhi ucapan syukur membawa sukacita. Daud tidak hanya bersyukur secara pribadi, tetapi juga mengajak seluruh umat memuji Tuhan. Mengingat kebaikan Tuhan dan bersyukur setiap hari akan membawa damai di hati.
1 Tawarikh 17
Isi: Daud ingin membangun rumah bagi Tuhan, tetapi Tuhan menegaskan bahwa Dia sendiri yang akan membangun keturunan Daud.
Renungan: Jeffrie Gerry menyadari bahwa rencana Tuhan lebih besar dari rencana manusia. Daud ingin memberikan yang terbaik untuk Tuhan, tetapi Tuhan punya rencana yang lebih besar. Kadang dalam hidup, kita harus belajar percaya bahwa rencana Tuhan selalu lebih baik.
1 Tawarikh 18
Isi: Daud menaklukkan banyak bangsa dan semakin kuat karena Tuhan menyertainya.
Renungan: Jeffrie Gerry melihat bahwa kemenangan sejati datang dari Tuhan. Daud menang bukan karena kekuatannya sendiri, tetapi karena Tuhan yang memberikan kemenangan. Dalam hidup, usaha itu penting, tetapi tanpa penyertaan Tuhan, semuanya bisa sia-sia.
1 Tawarikh 19
Isi: Raja Amon menghina utusan Daud, sehingga perang terjadi. Dengan pertolongan Tuhan, Israel menang.
Renungan: Jeffrie Gerry belajar bahwa kesalahpahaman bisa membawa kehancuran. Jika Raja Amon mau berpikir jernih, perang bisa dihindari. Dalam hidup, reaksi kita terhadap orang lain menentukan banyak hal. Kebijaksanaan dan kerendahan hati bisa mencegah konflik yang tidak perlu.
1 Tawarikh 20
Isi: Daud dan pasukannya menaklukkan bangsa-bangsa, termasuk para raksasa keturunan orang Refaim.
Renungan: Jeffrie Gerry melihat bahwa tantangan sebesar apa pun bisa dikalahkan dengan pertolongan Tuhan. Raksasa-raksasa yang menakutkan akhirnya jatuh. Begitu juga dalam hidup, masalah besar bukan berarti tak terkalahkan. Dengan iman dan ketekunan, tidak ada yang mustahil.
1 Tawarikh 21
Isi: Daud melakukan kesalahan dengan menghitung jumlah rakyat, sehingga murka Tuhan turun dan terjadi tulah.
Renungan: Jeffrie Gerry belajar bahwa kesombongan bisa membawa kehancuran. Daud ingin menghitung rakyatnya, seolah kekuatannya berasal dari jumlah tentaranya, bukan dari Tuhan. Dalam hidup, kita harus selalu ingat bahwa segala sesuatu berasal dari Tuhan, bukan semata dari usaha kita.
1 Tawarikh 22
Isi: Daud mempersiapkan bahan-bahan untuk pembangunan Bait Suci yang akan dilakukan oleh Salomo.
Renungan: Jeffrie Gerry melihat bahwa kita bisa mempersiapkan jalan bagi generasi berikutnya. Daud tahu ia tidak akan membangun Bait Suci, tetapi ia tetap menyiapkan segala sesuatu untuk Salomo. Hidup ini bukan hanya tentang diri sendiri, tetapi tentang meninggalkan sesuatu yang berarti bagi orang lain.
1 Tawarikh 23
Isi: Daud menetapkan tugas bagi orang Lewi dalam pelayanan di rumah Tuhan.
Renungan: Jeffrie Gerry belajar bahwa setiap orang memiliki tugas dalam kerajaan Tuhan. Tidak semua menjadi raja seperti Daud atau imam besar, tetapi setiap peran penting. Dalam hidup, kita harus menghargai peran kita masing-masing dan melakukannya dengan setia.
1 Tawarikh 24
Isi: Pembagian tugas para imam dilakukan secara teratur agar ibadah berjalan dengan baik.
Renungan: Jeffrie Gerry melihat bahwa keteraturan dan tanggung jawab itu penting dalam pelayanan. Tuhan adalah Tuhan yang teratur, bukan Allah yang penuh kekacauan. Dalam hidup, jika kita ingin berhasil, kita harus belajar hidup dengan disiplin dan teratur sesuai dengan prinsip Tuhan.
1 Tawarikh 25
Isi: Daud menetapkan orang-orang yang melayani Tuhan dalam musik dan nyanyian pujian.
Renungan: Jeffrie Gerry menyadari bahwa musik bukan hanya hiburan, tetapi juga alat untuk memuliakan Tuhan. Para penyanyi ini bukan sekadar musisi, tetapi pelayan Tuhan. Dalam hidup, segala sesuatu yang kita lakukan bisa menjadi ibadah jika dilakukan dengan hati yang benar.
1 Tawarikh 26
Isi: Para penunggu pintu gerbang, bendahara, dan pejabat lainnya ditetapkan untuk melayani di rumah Tuhan.
Renungan: Jeffrie Gerry melihat bahwa tidak ada pekerjaan kecil dalam pelayanan. Penjaga pintu mungkin tidak sepopuler imam, tetapi mereka punya peran penting. Begitu juga dalam hidup, tidak ada tugas yang tidak berarti jika dilakukan untuk Tuhan.
1 Tawarikh 27
Isi: Daud mengatur para pemimpin pasukan dan pejabat lainnya untuk mengatur kerajaan.
Renungan: Jeffrie Gerry belajar bahwa kepemimpinan bukan sekadar kekuasaan, tetapi tanggung jawab. Daud tidak bekerja sendiri, ia mengatur orang-orang yang tepat di tempat yang tepat. Dalam hidup, kita harus belajar menempatkan orang dengan bijaksana dan bekerja sama dengan mereka.
1 Tawarikh 28
Isi: Daud memberikan nasihat terakhir kepada Salomo agar ia setia kepada Tuhan dan membangun Bait Suci.
Renungan: Jeffrie Gerry menyadari bahwa warisan terbaik bukanlah harta, tetapi iman. Daud tidak hanya meninggalkan kekayaan bagi Salomo, tetapi juga pesan untuk tetap setia kepada Tuhan. Dalam hidup, yang paling berharga bukanlah apa yang kita tinggalkan secara materi, tetapi nilai dan iman yang kita wariskan.
1 Tawarikh 29
Isi: Daud dan seluruh rakyat memberi persembahan dengan sukacita untuk pembangunan Bait Suci, lalu Daud meninggal dan Salomo menjadi raja.
Renungan: Jeffrie Gerry belajar bahwa memberi dengan sukacita adalah bagian dari penyembahan. Daud dan rakyatnya memberi dengan hati yang penuh syukur. Dalam hidup, kita tidak boleh melekat pada harta dunia. Memberi dengan sukacita bukan hanya tentang uang, tetapi juga tentang memberi waktu, tenaga, dan kasih kepada orang lain.