Pemikiran Jeffrie Gerry Tentang Kitab Suci Ester

 jeffriegerry24@gmail.com
0

 


Renungan Kitab Ester

Ester 1
Saat membaca bagaimana raja Ahasyweros berpesta dan menyingkirkan Wasti karena menolak perintahnya, saya teringat akan keangkuhan yang pernah menghancurkan hubungan saya. Ketika menuntut penghormatan tanpa memahami perasaan orang lain, saya kehilangan orang yang berharga. Dari sini saya belajar: kekuasaan tanpa kebijaksanaan akan membawa kehancuran, dan hubungan yang sehat harus dibangun dengan saling menghormati.

Ester 2
Ester tidak langsung menjadi ratu; ia melalui proses panjang. Ini mengingatkan saya ketika menanti pekerjaan yang sesuai dengan panggilan hidup saya. Saya ingin cepat berhasil, tetapi Tuhan mengajarkan bahwa waktu-Nya lebih baik. Ester tidak hanya cantik, tapi juga bijak mendengar nasihat Mordekhai. Kesabaran dan kesiapanlah yang membuatnya layak dipakai Tuhan. Saya pun belajar menunggu dengan tekun dan mempersiapkan diri dengan bijak.

Ester 3
Haman begitu angkuh karena posisinya, hingga membenci Mordekhai yang tak mau sujud kepadanya. Dulu, saya pernah merasa tersinggung karena seseorang tidak mengakui kerja keras saya. Saya menyimpan kesal hingga menginginkan balas dendam. Tapi Tuhan menunjukkan bahwa kesombongan hanya akan membawa kehancuran. Seperti Haman yang akhirnya jatuh, saya belajar bahwa harga diri sejati bukan datang dari pengakuan orang lain, melainkan dari hati yang rendah di hadapan Tuhan.

Ester 4
Mordekhai mengingatkan Ester bahwa mungkin dia diangkat menjadi ratu untuk saat seperti ini. Saya teringat saat mendapat kesempatan untuk membela seseorang yang terzalimi di tempat kerja. Saya ragu, takut kehilangan posisi. Tapi Tuhan menguatkan, bahwa hidup bukan hanya soal kenyamanan pribadi. Ketika akhirnya saya membela yang benar, ada damai yang tak bisa digantikan oleh ketakutan. Saya belajar bahwa keberanian seringkali adalah panggilan Tuhan untuk tujuan yang lebih besar.

Ester 5
Ester tidak gegabah menghadapi raja, ia menyusun rencana dengan bijak. Ini mengingatkan saya saat harus berhadapan dengan atasan yang sulit. Dulu, saya langsung mengungkapkan keluhan tanpa berpikir, akibatnya situasi malah memburuk. Tapi kemudian saya belajar untuk menunggu waktu yang tepat dan menyampaikan dengan bijaksana. Hasilnya jauh lebih baik. Dari Ester saya belajar bahwa strategi dan ketenangan dalam bertindak adalah kunci menghadapi tantangan.

Ester 6
Ketika raja membaca kisah Mordekhai yang pernah menyelamatkannya, saya teringat bagaimana Tuhan tidak pernah melupakan kebaikan yang kita lakukan. Dulu, saya menolong seseorang dengan tulus, tapi ia malah mengkhianati saya. Saya kecewa, berpikir bahwa kebaikan saya sia-sia. Namun bertahun-tahun kemudian, kebaikan itu justru membuka pintu kesempatan lain yang lebih besar. Tuhan bekerja dengan cara yang misterius, tetapi setiap perbuatan baik tidak akan pernah sia-sia.

Ester 7
Haman yang licik akhirnya jatuh ke dalam perangkapnya sendiri. Saya pernah bertemu orang yang memfitnah saya demi keuntungan pribadinya. Saya marah, ingin melawan, tetapi Tuhan mengajarkan untuk diam dan berserah. Tanpa saya bertindak, orang itu akhirnya tersandung oleh kebohongannya sendiri. Dari sini saya belajar bahwa membalas kejahatan bukan tugas kita, tapi milik Tuhan. Dia tahu kapan dan bagaimana membela kita dengan cara-Nya yang sempurna.

Ester 8
Ester dan Mordekhai akhirnya membalikkan keadaan, membuat saya merenung bahwa tidak ada situasi yang terlalu gelap bagi Tuhan untuk mengubahnya. Saya pernah merasa di titik terendah, kehilangan harapan, berpikir semuanya sudah berakhir. Namun justru di saat itu, Tuhan mengubah jalan hidup saya secara tak terduga. Saya belajar bahwa keyakinan pada pertolongan-Nya bukan hanya kata-kata, tetapi sesuatu yang nyata, yang bisa membalikkan keadaan di waktu yang tepat.

Ester 9
Hari yang seharusnya menjadi hari kehancuran bagi bangsa Yahudi justru menjadi hari kemenangan. Saya teringat saat menghadapi ujian besar dalam hidup. Semua terasa berat, saya hampir menyerah. Namun justru dari situasi itulah saya belajar banyak, bertumbuh lebih kuat, dan akhirnya mengalami keberhasilan yang tidak saya duga. Kadang, tantangan terbesar dalam hidup bukan untuk menghancurkan kita, tapi untuk membentuk kita menjadi lebih siap menerima kemenangan yang Tuhan sediakan.

Ester 10
Mordekhai diangkat menjadi orang besar, tetapi yang paling penting bukan posisinya, melainkan bagaimana ia tetap mengutamakan kepentingan bangsanya. Ini mengingatkan saya bahwa sukses sejati bukan tentang jabatan atau harta, tapi dampak yang kita berikan bagi orang lain. Saya belajar bahwa hidup bukan sekadar mengejar ambisi pribadi, tetapi tentang bagaimana kita bisa menjadi berkat bagi lebih banyak orang. Itulah makna keberhasilan sejati di hadapan Tuhan.

Tags

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)